March 05, 2017


Judul: Hujan Matahari
Penulis: Kurniawan Gunadi
Penerbit: Canting Press
Jumlah Halaman: 206 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN: 9786021904817
Genre: Fiksi, Prosa

Hujan dan matahari adalah perpaduan yang unik, saling bergantung, menjadi sebab dan akibat. Hujan dan matahari memaksa orang-orang berlindung di balik tempat-tempat teduh. Kecuali orang-orang yang berani menghadapi dingin dan terik.

Bagaimana bila hujan itu berbentuk cahaya matahari. Di mana sinarnya seperti tetes-tetes air, tidak lagi hanya memberikan. Kesejukan tapi juga menerangi. Tidak ada lagi cerita hujan dengan mendung dan gelap. Tapi hujan dalam suasana yang cerah.
Hujan. Matahari lahir sebagai sebuah tetes-tetes perenungan. Dikemas dalam tulisan-tulisan yaang beragam. Bermaksud memberi tahu bahwa hidup ini sungguh menyimpan banyak pembelajaran.
Setiap orang menjadi hujan. Sekaligus matahari bagi orang lain. Datang kedalam hidup seseorang untuk memberikan  pembelajaran. Pergi pun memberikan pembelajaran.
Selamat hujan-hujanan.

Tulisan adalah kata-kata kesepian.
Suara yang tidak keluar
dan didengar siapapun.
Berbicara dengan diri sendiri.
Kesepian adalah keniscayaan.

-Kurniawan Gunadi dalam sepi-

Begitu lah sinopsis dari buku ini. Dan memang benar Buku ini berisi kumpulan cerita yang berbentuk prosa. Didalamnya banyak cerita yang syarat makna.

Buku ini semacam motivasi atau self-help yang dituangkan dalam bentuk cerita.
Yang saya suka adalah ketika saya membaca halaman-demi-halaman, penulis nya seakan sedang mengajari saya dengan Cara penyampaian yang tidak menggurui.

Yang paling menarik perhatian sayah dari buku ini adalah dimulai dengan bismillah :)

Yang membuat saya kembali terkesan adalah bagaimana bisa seorang penulis laki-laki seakan paham betul sisi perasaan perempuan.

Menurut saya buku ini sangat layak untuk dibaca.

Beberapa quote yang saya suka dari buku ini..

"Setiap benda mati memiliki nyawa, berupa cerita-cerita yang menjadi sumbu kenangan pada manusia"
"Setiap harapan akan menimbulkan doa"
"Untuk setiap orang yang diam-diam mendoakan" 


Score: 3/5

0 komentar:

Post a Comment